advertisement
Dalam matematika dan aplikasinya pada ilmu komputerisasi ada yang disebut random number generator atau pembangkit bilangan acak. Pembangkit bilangan acak ini adalah sebuah fungsi dengan input tertentu yang bisa mengeluarkan sebuah bilangan yang acak.
Sebagai pendahuluan bagi kamu yang bukan jurusan matematika. Aku ingin menjelaskan terlebih dahulu bahwa manusia yang dilengkapi dengan otak kreativitas mungkin mudah saja menyebutkan sebuah bilangan acak. Misalnya: coba pikirkan sebuah angka diantara 1 sampai 100. Mungkin kamu bisa langsung bilang 63, 28, 4, 81 atau yang lain tanpa perlu repot-repot. Tapi tidak demikian dengan komputer. Komputer bekerja berdasarkan input, dengan input yang dimasukkan komputer memproses sebuah angka dengan fungsi yang ditanamkan kedalamnya kemudian mengeluarkan sebuah angka lagi. Tentu saja angka ini dapat diprediksi. Jika kamu tahu fungsinya y=x2 tentu saja kamu langsung tahu ketika x-nya dimasukkan 2 maka hasil y yang keluar adalah 4. Sangat mudah ditebak. Sehingga butuh sebuah fungsi khusus yang ditanamkan kedalam komputer untuk membangkitkan sebuah bilangan yang sama sekali acak.
Tapi mau bagaimanapun, dari sekian banyak algoritma pembangkit bilangan acak, pada dasarnya bilangan acak adalah bilangan yang tidak dapat ditentukan aturan kemunculannya sehingga komputer yang notabenenya memliki sebuah aturan fungsi untuk dijalankan tentu saja tidak dapat menghasilkan bilangan yang benar-benar acak. Karena itulah bilangan acak keluaran komputer disebut Pseudorandom Number (Bilangan acak semu).
Kamu mungkin pusing duluan mendengar kata fungsi, matematika, dan komputer, baiklah sekarang mari kita beralih pada yang lebih sederhana, Dadu. Saat ditanya berapa peluang kemunculan sebuah angka pada pelemparan dadu enam sisi pasti kamu menjawab 1/6. Itu karena kamu punya anggapan bahwa semua sisi bisa saja muncul secara acak tanpa bisa diprediksi, dan peluang masing-masing sama besarnya. Perlu digarisbawahi disana terdapat kata acak. Kalau aku bertanya, apakah kamu bisa menentukan “aku mau yang muncul angka 1”? Tidak kan. Lalu siapa yang bisa? Apakah dadunya bisa menentukan apakah dirinya akan muncul angka 1 atau 6? Kurasa tidak, karena kita yang melempar, dia cuma terikut aja. Apakah alam semesta bisa menentukan? Atau Tuhan yang menentukan? Ya tentu saja Tuhan yang menentukan tapi kita butuh jawaban yang lebih down to earth.
Jawabannya sebenarnya adalah kita yang menentukan hanya saja kita tidak tahu. ANDAI KATA KITA TAHU dan bisa mengambil input BERAPA NEWTON kekuatan kita waktu melemparnya, BERAPA DERAJAT sudut kita melemparnya, sehingga kita bisa menghitung sisi mana dadu yang duluan menabrak bidang pendaratannya. Kemudian kita bisa tentukan BERAPA KEMIRINGAN bidang tempat pendaratan, BERAPA TINGKAT KEPADATAN bidang tempat pendaratan dadu dan dadunya sendiri, BAGAIMANA KEADAAN UDARA disana, apakah anginnya bertiup, berapa tekanannya dan berapa koefisien gaya geseknya, serta dengan sangat tepat mengetahui KONSTANTA GRAVITASI di tempat itu, AKU YAKIN AKU BISA MENENTUKAN BERAPA ANGKA YANG MUNCUL DENGAN TEPAT.
Contoh serupa yang lebih sederhana bisa kutunjukkan pada stopwatch digital. Aku akan bertanya bisa tidak kalian menghentikan detik stopwatch ketika pas 5 menit, pasti bisa. Sekarang bisa tidak kalian hentikan stopwatchnya pada saat 30 detik, masih bisa. Sekarang, bisa tidak kalian menghentikannya, tepat di angka 10 detik koma 000 milidetik. Aku yakin tidak bisa. Kalian tidak mampu melakukannya karena keterbatasan pengelihatan kalian yang lamban. Sehingga angka terakhir dalam digit itu menjadi sebuah angka acak bagi kalian karena kalian tidak bisa memprediksinya secara tepat.
Pada akhirnya angka random hanyalah sebuah pembatasan kata. Pembatasan yang muncul karena keterbatasan kita. Kita menyebut sebuah kejadian acak ketika kita tak mampu menentukan aturannya dan memprediksinya.
Kita sedang duduk-duduk di kursi sambil ngrobrol-ngobrol, tiba-tiba saya bertanya, “Coba tebak saya mau ngapain?” Tentu saja kalian akan bilang, “Kemungkinannya terlalu banyak, ini sebuah kejadian acak, kau mungkin saja berguling-guling, teriak-teriak seperti orang gila, lari keluar rumah, mencukur kumis atau ngajak makan sate, kami tak tahu kau mau ngapain bib.” Tapi sesungguhnya kejadian itu tidaklah akan dianggap acak jika kalian tahu apa yang kupikirkan (inputnya). Jika kalian tahu aku sudah kebanyakan bicara, tenggorokanku agak kering dan hawa panas siang ini membuatku sedikit haus, kalian pasti bisa menebak, aku mau mengambil minum.
Ini hanya masalah, apakah kau tahu inputnya dan bisa menghitungnya atau tidak. Tidak ada yang benar-benar random.
Jika sekarang kau beralih ke sisi Tuhan dan memandang semua kejadian di dunia ini, kau akan dapati bahwa tidak satu pun kejadian di alam semesta ini yang tak diketahui olehNya. Jika kau anggap pertemuan kita ini kebetulan, sekali-kali tidak ada yang kebetulan di sisiNya. Ini semua terencana dengan sangat baik. Kebetulan dan kata acak hanya untuk mereka yang tidak tahu, bagi mereka yang tahu, tidak ada yang namanya kebetulan.
Seorang laki-laki mungkin berkata “wah kebetulan sekali kau ada disini.” Waktu gak sengaja bertemu seorang gadis di perpustakaan, dia tak tahu saja sebenarnya si gadis yang merencanakan pertemuan itu (dengan bantuan mak comblang tentu saja). Dua orang yang saling jatuh cinta mungkin mengira pertemuan pertama mereka waktu sedang berteduh adalah kebetulan padahal Tuhanlah dengan sengaja mengirim hujan untuk mempersatukan mereka. No such coincidence
Umat kristiani juga percaya bahwa “Tuhan tidak bermain dadu” Ya! Tuhan memang tidak bermain dadu waktu menciptakan bumi, Dia juga tidak bermain dadu waktu menentukan takdirmu. Dia mengetahui apa yang Dia lakukan. Dan jika kamu termasuk orang-orang yang percaya (beriman pada Qadha dan Qadar), Percayalah Dia pasti menentukan apa yang terbaik untuk kita semua. Dia telah menghitung semuanya.
Akhir yang bahagia |